PENGERTIAN BHAKTI
Bhakti berasal dari urat kata BHAJ yang artinya terikat kepada Tuhan. Dari urat kata ini terbentuk kata bhakti yang berarti kasih sayang kepada Tuhan Dari urat kata BHAJ terbentuk kata BHAJAN yang mengandung arti : bhakti sepenuh hati dan bhakti sambil bernyanyi (nyanyian suci kepada Tuhan). Ada beberapa kata yang bersinonim dengan kata bhakti antara lain : Prarthana, Sandhya, Upayana, Dhyana, Puja, Stava, dll. Menurut Rsi Naradha, ciri orang bhakti adalah : Tidak mempunyai rasa takut, merasa aman, meyakinkan, prihatin, rendah hati. Ciri-ciri tersebut terdapat pada diri Prahlada ,putra Hiranyakasipu. Prahlada sebagai seorang bhakta (penganut bhakti/penyembah) tidak pernah merasa takut terhadap ancaman dan melindungi keselamatan jiwanya. Ketegaran keyakinannya itu membawa rasa aman dan rasa rendah hati dan prihatin dalam setiap tindakannya.
KEDUDUKAN BHAKTI
Tiga kerangka dasar agama Hindu adalah KARMA, BHAKTI DAN JNANA yang hampir pararel dengan konsep TATTWA, ETIKA DAN UPACARA. Ketiga konsep diyakini sebagai jalan /marga dalam usaha menghubungkan diri dengan Tuhan. Kedudukan bhakti sebenarnya merupakan bagian integral dengan karma dan jnana. Artinya seseorang yang melaksanakan karma marga tanpa rasa bhakti akan kehilangan kehalusan rasa,kehilangan etika dan sangat mungkin melanggar tatakrama. Demikian pula seorang jnana marga tanpa disertai bhakti terhadap Tuhan akan menjadi kering, tanpa rasa. Jadi kedudukan bhakti amatlah penting dalam setiap jalan yang dipilih. Tanpa rasa bhakti, seseorang akan mudah menjadi sombong,arogan dan kehilangan keseimbangan dalam menegakkan stabilitas kehidupan. Tiga jalan yaitu karma,bhakti dan jnana bila dikaitkan dengan organ tubuh manusia dalam kehidupannya, maka dapat disimbolkan sebagai berikuit : 1. Jnana adalah proses kegiatan yang lebih menonjolkan aktivitas berpikir disimbolkan sebagai kepala manusia. 2. Bhakti adalah proses kegiatan rasa yang lebih menonjolkan aktivitas intuisi perasaan yang disimbolkan sebagai hati manusia. 3. Karma adalah proses kegiatan atau tingkah laku yang lebih menonjolkan aktivitas gerak anggota badan disimbolkan sebagai kaki dan tangan manusia. Satya Narayana menyatakan bahwa keberadaan ketiga konsep dasar agama hindu itu seperti sebuah mangga. 1. Karma Marga adalah seperti keadaan rasa mangga muda, sedikit agak asam atau sepet namun tetap enak kalau dijadikan rujak bila ditambah gula yang agak banyak. 2. Bhakti Marga adalah seperti keadaan rasa mangga setengah matang, terasa sedikit masam namun ada unsur manisnya. Jadi asam - asam manis yangbaik untuk dijadikan rujak tanpa perlu banyak diisi campuran gula. 3. Jnana Marga adalah seperti keadaan mangga yang sudah ranum(masak), manisnya benar-benar menggelitik selera untuk minta ditambah lagi dan tambah lagi. Contoh lain seorang karma marga adalah seperti buah asam yang masih muda, bila kulitnya ditotok, isinya pun ikut kena luka karena antara kulit dan isi masih menyatu. Seorang bhakti marga seperti buah asam yang setengahmatang, bila ditotok kulitnya, isinya masih ada kemungkinan kena atau tidak, tergantung keras lemahnya totokan. Sedangkan seorang jnana marga seperti buah asam yang sudah tua betul. Kulitnya kering berwarna merah dan ada ruang pemisah dengan isinya. Bila kita totok , hanya kulitnya yang pecah berlubang, sementara isinya tetap ranum tidak terpengaruh. Artinya bila jnana seseorang telah tinggi, dia tidak mudah tersinggung bila diejek, tidak cepat marah . sebab ejekan hanya mengenai kulit luarnya saja, isinya tidak terpengaruh. Yang menjadi pertanyaan kita bersama KIRA-KIRA SEKARANG KITA ADA DI POSISI YANG MANA ???
FUNGSI BHAKTI
Mengapa kita harus berbhakti kepada Hyang Widhi/Tuhan? Ada banyak alasan yang cukup mendasar antara lain ; 1. Untuk mendekatkan diri kepada Hyang Widhi, dan memohon perlindungan-Nya 2. Untuk mendapatkan kedamaian lahir batin(shanty) dan kebahagiaan (anandam) 3. Untuk membayar utang budi (Tri Rna), Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia. Pembayaran segala fasilitas yang diberikan Tuhan bukan dengan uang tapi dengan YADNYA dalam arti yang luas sebagai wujud trimakasih dan syukur kita kepada Tuhan. 4. Untuk menyucikan diri 5. memohon agar dosakita diampuni baik dari pikiran, perkataan dan perbuatan (Tri Kaya Parisudha)
CIRI-CIRI BHAKTI
2. Bhakti anak kucing. Seperti dimaklumi induk kucing mau mengajak anaknya pergi, maka anak kucing yang masih bayi itu digigit tengkuknya. Bayi kucing itu pasrah total, menyerahkan segalanya kepada induknya mau dibawa kemana saja terserah induknya. Bhakti seperti ini tingkatannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan bhakti anak kera tadi diatas. Ada sebuah cerita ilustrasi seperti berikut ; Ada dua orang Rsi bersahabat kental,suatu ketika meraka berpisah untuk meneruskan tapanya , masing-masing membawa stek bunga mawar untuk ditanam ditempat masing-masing sebagai persembahan kepada Tuhan. Setelah beberapa tahun berlalu kedua Rsi bertemu dan keduanya menayakan keadaan masing-masing bunga mawar yang dibawa dulu. RSI A ; " bagaimana bunga mawarmu apakah mau berbunga lebat?" RSI B ; " mawarku mati tidak sempat berbunga?' Rsi A ; " bagaimana cara memeliharanya kok bisa mati "? RSI B ; " Setiap aku merasa dia perlu air, aku berdoa kepada Tuhan agar hujan turun dn doaku terkabul. Setiap aku merasa perlu sinar matahari, aku memohon agar Tuhan memberi cuaca panas. Tetapi toh juga mati" RSI A ; '" mawarku berbunga cukup banyak dan subur, cara aku memeliharanya bukan seperti anda. Aku serahkan, aku pasrahkan kepada Tuhan, kapan Tuhan memandang pantas hujan, silakan. Kapan pula Tuhan memandang pantas untuk diberi sinar,yah supaya diberi sinar selain itu aku juga menyiramnya untuk beberapa saat. Tugasku hanya berdoa dan bekerja. Dari ilustrasi cerita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kita jangan mencoba untuk mengatur dan memohon kepada Tuhan sesuai dengan selera dan kehendak kita sendiri, sebab yang dikehendaki belum tentu baik untuk diri kita dan untuk bunga mawar tadi.
D. Bhakti di tinjau dari sarana yang digunakan
1. Avahanam=bhakti dengan mengundang Tuhan (ngelingihang Bhatara) 2. Asanam=membuat pelingih sebagai tempat duduk Ista Dewata 3. Padyam= Mempersembahkan air pencuci kaki Tuhan(Banyun cokor) 4. Arghyam=mempersembahkan air (Tirtha) 5. Niranjanam =mempersembahkan api (dupa) 6. Archanam= mempersembahkan air(madu/susu) untuk di minum oleh Ista Dewata Demikianlah beberapa ciri-ciri bhakti dan sikap bhakti semoga bermamfaat bagi kita umat se-dharma.
KEDUDUKAN BHAKTI
Tiga kerangka dasar agama Hindu adalah KARMA, BHAKTI DAN JNANA yang hampir pararel dengan konsep TATTWA, ETIKA DAN UPACARA. Ketiga konsep diyakini sebagai jalan /marga dalam usaha menghubungkan diri dengan Tuhan. Kedudukan bhakti sebenarnya merupakan bagian integral dengan karma dan jnana. Artinya seseorang yang melaksanakan karma marga tanpa rasa bhakti akan kehilangan kehalusan rasa,kehilangan etika dan sangat mungkin melanggar tatakrama. Demikian pula seorang jnana marga tanpa disertai bhakti terhadap Tuhan akan menjadi kering, tanpa rasa. Jadi kedudukan bhakti amatlah penting dalam setiap jalan yang dipilih. Tanpa rasa bhakti, seseorang akan mudah menjadi sombong,arogan dan kehilangan keseimbangan dalam menegakkan stabilitas kehidupan. Tiga jalan yaitu karma,bhakti dan jnana bila dikaitkan dengan organ tubuh manusia dalam kehidupannya, maka dapat disimbolkan sebagai berikuit : 1. Jnana adalah proses kegiatan yang lebih menonjolkan aktivitas berpikir disimbolkan sebagai kepala manusia. 2. Bhakti adalah proses kegiatan rasa yang lebih menonjolkan aktivitas intuisi perasaan yang disimbolkan sebagai hati manusia. 3. Karma adalah proses kegiatan atau tingkah laku yang lebih menonjolkan aktivitas gerak anggota badan disimbolkan sebagai kaki dan tangan manusia. Satya Narayana menyatakan bahwa keberadaan ketiga konsep dasar agama hindu itu seperti sebuah mangga. 1. Karma Marga adalah seperti keadaan rasa mangga muda, sedikit agak asam atau sepet namun tetap enak kalau dijadikan rujak bila ditambah gula yang agak banyak. 2. Bhakti Marga adalah seperti keadaan rasa mangga setengah matang, terasa sedikit masam namun ada unsur manisnya. Jadi asam - asam manis yangbaik untuk dijadikan rujak tanpa perlu banyak diisi campuran gula. 3. Jnana Marga adalah seperti keadaan mangga yang sudah ranum(masak), manisnya benar-benar menggelitik selera untuk minta ditambah lagi dan tambah lagi. Contoh lain seorang karma marga adalah seperti buah asam yang masih muda, bila kulitnya ditotok, isinya pun ikut kena luka karena antara kulit dan isi masih menyatu. Seorang bhakti marga seperti buah asam yang setengahmatang, bila ditotok kulitnya, isinya masih ada kemungkinan kena atau tidak, tergantung keras lemahnya totokan. Sedangkan seorang jnana marga seperti buah asam yang sudah tua betul. Kulitnya kering berwarna merah dan ada ruang pemisah dengan isinya. Bila kita totok , hanya kulitnya yang pecah berlubang, sementara isinya tetap ranum tidak terpengaruh. Artinya bila jnana seseorang telah tinggi, dia tidak mudah tersinggung bila diejek, tidak cepat marah . sebab ejekan hanya mengenai kulit luarnya saja, isinya tidak terpengaruh. Yang menjadi pertanyaan kita bersama KIRA-KIRA SEKARANG KITA ADA DI POSISI YANG MANA ???
FUNGSI BHAKTI
Mengapa kita harus berbhakti kepada Hyang Widhi/Tuhan? Ada banyak alasan yang cukup mendasar antara lain ; 1. Untuk mendekatkan diri kepada Hyang Widhi, dan memohon perlindungan-Nya 2. Untuk mendapatkan kedamaian lahir batin(shanty) dan kebahagiaan (anandam) 3. Untuk membayar utang budi (Tri Rna), Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia. Pembayaran segala fasilitas yang diberikan Tuhan bukan dengan uang tapi dengan YADNYA dalam arti yang luas sebagai wujud trimakasih dan syukur kita kepada Tuhan. 4. Untuk menyucikan diri 5. memohon agar dosakita diampuni baik dari pikiran, perkataan dan perbuatan (Tri Kaya Parisudha)
CIRI-CIRI BHAKTI
A. Dari segi kepasrahan
1. Bhakti anak kera. Anak kera yang masih kecil senantiasa menggelandung sambil berpegangan pada induknya di bagian perutnya. Cara bhakti seperti ini dianggap belum begitu pasrah karena masih mengandalkan kekuatan dirinya.. Sewaktu-waktu bisa saja karena payahnya si anak kera terlepas dari induknya karena tidak kuat lagi berpegangan. Bhakti seperti ini masih rendah dan kurang pasrah. Ada sebuah cerita ilustrasi seperti berikut ; Seorang Brahmana menyeberangi sungai dengan pakaian baru, seorang penjahat yang sedang mencuci pakaian melihat dan merebut pakaian tersebut. Semula Brahmana pasrah, tak melawan dengan menyebut : "OH NARAYANA ,TOLONGLAH" tetapi akhirnya Brahmana melawan juga dengan saling pukul. Tuhan dalam sebutan Narayana bangkit mau menolong Brahmana , tetapi surut kembali setelah melihat Brahmana tersebut berkelahi dengan penjahat. Dewi laksmi melihat gelagat suaminya bertanya : " ada apa? Setelah bangun dan berjalan mengapa duduk kembali?" Narayana menjawab;" Tadi ada Brahmana meminta pertolonganku karena diganggu penjahat. Akan tetapi , Brahmana tersebut melawan penjahat tersebut. Oleh karena dia telah melawan dengan kekuatan sendiri untuk apa saya lindungi? Biarkan dia melawan sesuai dengan batas kemampuannya" 2. Bhakti anak kucing. Seperti dimaklumi induk kucing mau mengajak anaknya pergi, maka anak kucing yang masih bayi itu digigit tengkuknya. Bayi kucing itu pasrah total, menyerahkan segalanya kepada induknya mau dibawa kemana saja terserah induknya. Bhakti seperti ini tingkatannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan bhakti anak kera tadi diatas. Ada sebuah cerita ilustrasi seperti berikut ; Ada dua orang Rsi bersahabat kental,suatu ketika meraka berpisah untuk meneruskan tapanya , masing-masing membawa stek bunga mawar untuk ditanam ditempat masing-masing sebagai persembahan kepada Tuhan. Setelah beberapa tahun berlalu kedua Rsi bertemu dan keduanya menayakan keadaan masing-masing bunga mawar yang dibawa dulu. RSI A ; " bagaimana bunga mawarmu apakah mau berbunga lebat?" RSI B ; " mawarku mati tidak sempat berbunga?' Rsi A ; " bagaimana cara memeliharanya kok bisa mati "? RSI B ; " Setiap aku merasa dia perlu air, aku berdoa kepada Tuhan agar hujan turun dn doaku terkabul. Setiap aku merasa perlu sinar matahari, aku memohon agar Tuhan memberi cuaca panas. Tetapi toh juga mati" RSI A ; '" mawarku berbunga cukup banyak dan subur, cara aku memeliharanya bukan seperti anda. Aku serahkan, aku pasrahkan kepada Tuhan, kapan Tuhan memandang pantas hujan, silakan. Kapan pula Tuhan memandang pantas untuk diberi sinar,yah supaya diberi sinar selain itu aku juga menyiramnya untuk beberapa saat. Tugasku hanya berdoa dan bekerja. Dari ilustrasi cerita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kita jangan mencoba untuk mengatur dan memohon kepada Tuhan sesuai dengan selera dan kehendak kita sendiri, sebab yang dikehendaki belum tentu baik untuk diri kita dan untuk bunga mawar tadi.
B. Dari segi sikap badan/tubuh.
Cara kita menyembah dalam persembahyangan termasuk ke dalam sikap bhakti juga. Ada tiga sikap bhakti yang diekspresikan kedalam gerakan tubuh atau anggota badan sebagai berikut : 1. Sikap Kertanjali a. Berdiri dengan sedikit membungkuk sambil mencakupkan kedua belah tangan ditaruh di atas ubun-ubun/sedikit diatas alis mata (sembahyang) atau didepan dada (panganjali umat). b. Sambil duduk ;padmasana, silasana untuk pria dan bajrasana untuk wanita. 2. Sikap Sastangga. Sikap bhakti seperti ini adalah sikap tubuh yang sujud yakni duduk dengan menyentuh dahi kelantai disertai mencium lantai. 3. Sikap Dandawat. Sikap bhakti dengan merebahkan diri ke lantai seperti orang tiarap dan mencium lantai. Ketiga sikap di atas secara mental mempunyai peluang yang sama tergantung dari yang melakukannya. C. Bhakti di tinjau dari teknik dan sikap mental.
Hal ini disebutkan dalam Nawa Widha Bhakti (sembilan sikap bhakti) terdiri dari : 1. Svaranam = mendengarkan ajaran/cerita suci Bg.XVIII.70-71 mereka yang mempelajari percakapan suci kami berdua, walaupun hanya sekedar mendengar,ia mencapai dunia kebahagiaan 2. Kirtanam=melantunkan kidung suci yang sarat dengan nama-nama Tuhan 3. Smaranam=mengingat nama Tuhan, mengingat kebesaranNya, kemuliannya dll. Bg. X.9 = memikirkan tentang Aku,mereka merasa puas dan bahagia 4. Sevanam=melayani mahluk lain;orang sakit,miskin, tertimpa musibah dll 5. Vandanam = bersyukur terhadap keberadaan diri kita 6. Arcanam=bhakti dengan cara memuja pratima sebagai media bhakti dan penghayatan kepada Tuhan. 7. Dasyam=menganggap pujaannya sebagai tamu,majikan,bos dan kita sebagai pelayan atau abdi. 8. Sukham=memperlakukan pujaannya sebagai sahabat dan keluarganya seperti arjuna dan krishna. 9. Atmanividanam=bhakti dengan kepasrahan total kepada Tuhan. D. Bhakti di tinjau dari sarana yang digunakan
1. Avahanam=bhakti dengan mengundang Tuhan (ngelingihang Bhatara) 2. Asanam=membuat pelingih sebagai tempat duduk Ista Dewata 3. Padyam= Mempersembahkan air pencuci kaki Tuhan(Banyun cokor) 4. Arghyam=mempersembahkan air (Tirtha) 5. Niranjanam =mempersembahkan api (dupa) 6. Archanam= mempersembahkan air(madu/susu) untuk di minum oleh Ista Dewata Demikianlah beberapa ciri-ciri bhakti dan sikap bhakti semoga bermamfaat bagi kita umat se-dharma.