Powered By Blogger

Rabu, 10 November 2010

MENINGKATKAN BUDAYA MEMBACA DAN MENULIS ( Memaknai Hari Raya Saraswati)

Salah satu peninggalan Almarhum Pak Harto yang layak dilestarikan dan terus diberi makna adalah penetapan bulan Mei sebagai “Bulan Buku” dan bulan September sebagai “Bulan Gemar Membaca”. Buku dan gemar membaca adalah dua hal yang terkait erat dengan kegiatan menulis. Untuk membaca, kita perlu buku;untuk menerbitkan buku harus ada penulis, dan tentu saja penerbit. Untuk bisa menulis kita perlu banyak membaca.

Banyak orang tahu membaca,tetapi belum punya budaya membaca. Apalagi menulis. Tulisan kecil ini mau mengajak kita terutama generasi muda,untuk menumbuhkan gemar membaca dan astungkare,jika kemudian hari gemar menulis.      Dulu, orang yang tahu baca-tulis adalah orang yang paling beruntung . Ia bisa diterima bekerja. Ia dengan mudah diangkat menjadi pegawai atau karyawan pada perusahaan swasta. Sekarang sudah jauh berbeda, kita hidup di zaman yang  menjunjung tinggi kualitas,wawasan yang luas,kompetensi keilmuan,kreativitas dan daya saing  globalisasi. Kita dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih daripada sekedar tahu membaca. Kontek dunia dengan globalisasi dan modernisasi yang kuat mensyaratkan manusia-manusia yang berkualitas,mandiri,kreatif dan inovatif. 
   
Tantowi Yahya,seorang presenter yang dinobatkan sebagai Duta Baca oleh perpustakaan RI, di sebuah iklan layanan di stasiun televisi, mengatakan "orang yang jarang baca sangat dekat dengan kebodohan, dan kebodohan dekat dengan kemiskinan". Mengacu pada iklan tersebut, mari kita renungkan bersama sementara di level mana kita berada ? Di level gemar membaca ataukah di level jarang membaca?. 

**   
Tingkat buta huruf umat Hindu yang masih tinggi bila dibandingkan dengan agama lain. Memerlukan usaha dan kerja keras bersama untuk menuntaskannya. Setidaknya ada dua hal penting yang mesti diperhatikan untuk memberikan makna yang lebih berarti bagi perayaan hari Saraswati. Pertama: pembenahan mutu pendidikan Hindu di setiap jenjang. Dengan berbagai aspek antara lain : peningkatan kesejahteraann guru, perbaikan kurikulum,sistem pendidikan, peningkatan kualitas dan kuantitas guru agama khususnya di luar  Bali, pembenahan sarana dan sarana pendidikan seperti pembenahan kualitas perpustakaan, kerja sama dengan orang tua siswa, dll. Kedua : menjadikan aktifitas membaca sebagai budaya. Yah membaca buku  harus dibudayakan, sebab buku adalah jendela dunia. Dengan membaca kita jadi melek pengetahuan. Budaya membaca merupakan prasyarat dasar untuk mengetahui lebih banyak tentang kompleksitas persoalan dunia tempat kita berpijak, dengan segala harapan dan kecemasan yang menghantui. Setiap peluang dan tantangan yang menghadangnya. Dengan membaca kita memperoleh berbagai informasi , memperdalam pengetahuan, melatih ketrampilan dan   meningkatkan kecerdasan. Kita bisa berkelana kemana-mana walau kaki tetap dirumah dengan membaca buku.     

Teknologi boleh berkembang pesat, koran, majalah, buku-buku melimpah, internet, akan tetapi bila masyarakatnya tidak punya minat baca, maka semuanya akan  menjadi tidak berguna dan nihil makna. Kita akan tetap miskin ilmu dan miskin informasi. Kita akan tetap berada ‘dalam tempurung’. Kita akan tetap menjadi becak ditengah arus busway yang melintas dengan cepatnya.      

Tidak dapat dipungkiri, bahwa budaya membaca  umat masih rendah dan harus ditingkatkan. Budaya berkumpul dan budaya lisan masih sangat kuat mengikat masyarakat kita. Jangankan masyarakat non akademis, masyarakat akademis pun masih “jauh panggang dari api” . Minat baca dosen,guru,mahasiswa dan siswa masih jauh dari harapan.      

Tantangan dan hambatan yang  terberat membaca saat ini adalah hadirnya televisi. Kapan saja, dimana saja jika memungkinkan, orang lebih senang mengikuti berbagai acara televisi,terutama acara hiburannya. Format acara televisi sama dengan teater , yang meneruskan budaya lisan.  Dari televisi kita melihat dan mendengar . Imajinasi tidak berkembang bebas,karena di kontrol oleh gambar (image). Dan jika suatu acara dianggap penting kita perlu ‘membacanya’ kembali, ia sudah tidak ada. Begitu juga dengan internet , kemampuannya menyiapkan berbagai informasi hanya dapat digunakan jika dibaca.    

 Dengan terbit dan beredarnya majalah seperti Media Hindu, Raditya,Sindu,Suara Anandam dan yang lainya. Yang memuat tema sentral nilai-nilai Hindu dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan di Indonesia. Khusus buku-buku terbitan Media Hindu yang mendapat sambutan hangat dari umat yang haus akan bacaan yang bermutu,berani, dan kritis.Kedepan diharapkan minat baca umat semakin meningkat Sehingga bukan sekedar tahu membaca tetapi menjadikan aktivitas membaca sebagai budaya..    

Perlu juga dipikirkan pemberian hadiah berupa buku pada perayaan ulang tahun, juara kelas, pernikahan, perpisahan ,dll, bukan hanya sekedar ajang “kumpul amplop” melainkan sebagai ajang “kumpul buku” untuk menumbuhkan minat baca. Dana Punia yang terkumpul pada Hari Raya Saraswati disisihkan untuk perbaikan kualitas perpustakaan yang ada dimasing-masing pura. Hal ini bukan tidak mungkin dicapai bila ada niat dan tekat kuat serta kesungguhan untuk mengusahakannya. Dengan demikian perayaan Saraswati tidak hanya sekedar melakukan ritual semata tetapi menjadi momen untuk menumbuhkan budaya membaca.. Semoga terwujud.

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus