Kata Surga berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Svarga" .Kata ini diserap ke dalam bahasa jawa kuno menjadi "Swarga". Dan kata ini menjadi Surga dalam bahasa Indonesia. Kata Svarga berasal dari kata "svar" artinya cahaya dan "ga" artinya perjalanan. Dengan demikian, surga pada mulanya berarti perjalanan ke dunia cahaya. Atau menjadi satu dengan cahaya. Di dalam surga ada "swargaloka" yaitu tempat para makhluk yang bercahaya seperti : Dewa, Maharsi, dan orang suci yang telah mencapai keabadian. Surga adalah bagian dari tiga dunia (Triloka).
Surga adalah dunia atas bukan tempat tujuan terakhir. Bukan pemberhentian yang terakhir, ia hanyalah stasiun menuju alam spiritual sejati (Moksha). Surga adalah sasaran antara untuk perjalanan berikutnya yaitu bersatunya Atman dengan Brahman. Menyatunya jiwa individu dengan jiwa universal.Surga dan Moksha adalah kehidupan yang akan datang yang harus dibangun sejak kehidupan kita sekarang di bumi ini. Manusia dapat belajar untuk meningkatkan dan menyempurnakan dirinya di bumi ini. Dan inilah tujuan sesungguhnya dari kelahiran manusia di dunia.. Di lahirkan menjadi manusia sungguh utama sebab dapat menolong dirinya sendiri dari kehidupan sengsara dengan jalan berbuat baik. Hal ini dijelaskan dalam Sarasamuscaya sloka 4,5 dan 6. berikut petikan sloka tersebut.
Iyam hi yonih prathama yonih prapyajagatipate
atmanam cakyate tratum karmabhih subhalaksanaih (sloka 4)Iyam hi yonih prathama yonih prapyajagatipate
Ihaiva narakavyadhescikitsam na karoti yah
gatva nirausadham sthanam sarujah kin karisyati (sloka 5)
Sopanabhutam svargasya manusyam prapya durlabham
tathatmanam samadayad dhvamseta na punaryatha (sloka 6)
Artinya :
Menjelma menjadi manusia adalah sungguh-sungguh utama,karena ia dapat menolong dirinya dari keadaaan sengsara dengan jalan berbuat baik.
Adalah orang yang tidak mau melakukan perbuatan baik (orang semacam itu) dianggap sebagai penjahat yang menjadi obat neraka loka.
Kesimpulannya, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatan menjelma menjadi manusia yang merupakan tangga untuk pergi kesurga, segala sesuatu yang menyebabkan agar tidak jatuh lagi itulah hendaknya dilakukan.
Pada sloka 4, menjadi manusia adalah sungguh utama dan itu patut kita syukuri. Syukur tidak hanya sekedar berterimakasih . Syukur adalah memberdayakan anugrah Tuhan pada diri kita. Kita gunakan mata untuk melihat hal-hal yang baik. Gunakan telinga mendengar hal yang baik pula. Intinya tubuh ini digunakan untuk berbuat kebaikan. Dengan begitu akan menolong diri kita dari kehidupan sengsara. Segenap indera dan pikiran digunakan untuk menghasilkan manfaat bagi kehidupan secara luas.
Pada sloka 5, orang yang tidak mau berbuat kebaikan di muka bumi, malah sebaliknya melakukan kerusakan di bumi, orang demikian sakitlah keadaannya. Beribadah rajin kepada Tuhan, tetapi ia merusak ciptaan Tuhan itu sendiri yang pada gilirannya menyengsarakan dirinya dan orang lain disekitarnya. Contohnya penebangan hutan yang tak terkendali berakibat pada perubahan iklim. Kalau musim panas terasa panas sekali, sedangkan kalau musim hujan bisa berakibart banjir dan tanah longsor. Rusaknya lapisan atmosfir juga akibat ulah manusia itu sendiri. Singkatnya berbuat kerusakan dibumi itu artinya kita telah menggali lubang kesengsaraan(neraka) bagi diri sendiri. Ketika manusia tidak bisa mengontrol tindakan dan keinginannya itulah neraka sesungguhnya yang kita alami di bumi ini. Jadi bangunlah surga semenjak kita ada di bumi, berdamailah dengan alam agar kita pun dilindungi oleh alam.
Pada sloka 6, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kehidupan menjadi manusia, karena dengan itu kita telah membangun tangga menuju sorga. Bagaimana kita melanjutkan perjalanan menuju surga , bila tempat kita berpijak ini kehidupannya sudah hancur? Untuk menuju kesana, kita butuh persiapan dan proses yang panjang ibarat anak tangga bertahap kita menapakinya. Setelah itu kita pun harus menyiapkan bekal bila akan bepergian jauh. Namanya bekal,ya harus kita persiapkan sebelum kita berangkat menuju tujuan yang hendak dicapai. Begitu juga bila ingin meraih surga, maka di bumi inilah kita harus menyiapkan bekalnya, dibumi inilah kita menanam sebanyak-banyaknya kabaikan sebagai bekal menuju kehidupan yang akan datang.
Bumi,langit dan seluruh isinya merupakan sarana yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk menyempurnakan dirinya. Alat dan sarana ini dapat digunakan untuk membangun masa depan. Namun karena alat dan sarana yang ada perlu perawatan atau pemeliharaan. Kita tidak boleh menggunakannya sembarangan dan menyiakan-nyiakan kesempatan yang amat utama yang diberikan oleh Tuhan. Bumi ini menjadi tangga bagi perjalanan berikutnya, agar anda tidak jatuh rawatlah tangga yang sudah diberikan oleh sang pencipta.
Kesimpulannya adalah" mendengar yang baik,melihat kebaikan dan berbuat baik, kebaikan yang dipikirkan. Demikian engkau menjadi baik, dan itulah jalan menuju surga" demikian pesan dari Satya Sai Baba.
Lucky Ni - Lucky Ni - Online Casinos in Japan
BalasHapusLucky Ni is an online video bet365 slots video game based on a casino card game. Players must choose the number ラッキーニッキー of 퍼스트 카지노 symbols they would like to see, the number of