Powered By Blogger

Selasa, 12 Oktober 2010

BUMI SEBAGAI TEMPAT IBADAH

Manusia ciptaan Tuhan dan kita sebagai hambanya. Sebagai hamba tugas kita adalah melayani-Nya. Melayani Tuhan bukan hanya ketika ada di dalam pura/tempat ibadat, tetapi juga ketika berada di luar pura di bumi tempat kita berpijak ini. Bumi tempat tinggal kita merupakan tempat pelayanan (seva) bagi Tuhan. Maka sepatutnyalah kita menjaga kelestarian alam, baik flora maupun faunanya.

Banyak fakta yang ada dihadapan kita adalah kita kurang bersahabat dengan alam. Buktinya hutan banyak yang di jarah, limbah di buang kesungai atau danau,sampah plastik berserakan dan pencemaran udara tak terelakkan. Akibatnya tanah longsor dan banjir menjadi langganan. Iklim tak menentu sehingga panen  tak bermutu. Penyakit merajalela akibat polusi udara. Dan masih banyak lagi pencemaran terhadap alam tempat kita tinggal ini.

Tahukah Anda ? bahwa bumi ini ibarat plasenta,ari-ari yang membungkus bayi di dalam rahim ibu. kalau plasenta itu rusak, bayi akan meninggal di dalam rahim. Bumi dan langit tempat tempat kita tinggal merupakan rahim bagi kehidupan kita. "jangan kalian lakukan kerusakan di bumi" demikianlah pesan yang tertuang dalam Al-Quran. Dalam pandangan masyarakat jawa ada istilah " Hamemayu Hayuning Bawana" mempersembahkan keindahan di jagad.. Di dalam ajaran agama Hindu bumi adalah ibu dan langit adalah ayah dan kita adalah putra-putranya. Berikut petikannya :

Mata bhumih putro aham prthivyah (Atharvaveda XII.1.12)
Artinya :
Bumi adalah ibu kami dan kami adalah putra-putranya.

Dyaur nah pita janita nabhir atra (Atharvaveda IX.10.12)
Artinya :
Langit adalah ayah kami, pelindung kami dan pusat kelahiran kami.

Begitu pentingnya bumi dan langit seperti seorang ayah dan ibu. Jangan dirusak,agar bumi layak sebagai tempat ibadah. Caranya seperti yang dijelaskan dalam Veda berikut ini.

Ma kakambiram ud vrho vanaspatim
asastir vi hi ninasah (Rgveda Vi.48.17)
Ma apo himsir ma osadhir himsih (Yayurveda VI.22)
Dyam ma lekhir,antariksam ma himsih (Yayurveda V.43)
Prtivim drmha, prthivim ma himsih (Maitrayani Samhita II.8.14)
Artinya :
Jangan menebang pohon, kemana meraka menyingkirkan pencemaran.
jangan mencemari air, dan jangan menebang pohon.
jangan mengganggu langit dan jangan mencemari atmosfir.
selalulah memperkuat dan memberi makan kepada bumi,janganlah mencemarinya.
Bersahabatlah dengan alam, maka alam pun akan bersahabat dengan kita. Ungakapan ini selaras dengan doa yang sering kita ucapkan saat melakukan trisandya, tepatnya pada baik ke-5 "sarva prani hitankarah"  "Tindakan apa saja yang merusak kehidupan atau menyebabkan kerusakan salah adanya. Tindakan semacam itu sangatlah amoral". Demikian pesan dari Mahesh Yogi. Akhirnya semoga semua makhluk sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar