Powered By Blogger

Selasa, 12 Oktober 2010

BENIH KETAMAKAN

Sifat tamak/rakus merupakan sifat yang selalu ingin memiliki sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kebutuhan atau kepentingan orang lain. Orang yang tamak ingin mendapatkan lebih banyak dari pada yang didapat oleh orang lain. Ia akan menderita bila ada orang lain yang memiliki harta benda yang berlebih banyak darinya.

Jika tamak sudah menjadi sifaf seseorang, ia akan melakukan apa saja tanpa memperdulikan benar atau salah dalam pemperolehnya. Saking tamaknya seseorang menjadi lebih rakus dari seekor nyamuk. Nyamuk memang rakus, tetapi yang dia ambil hanya sebatas mengisi perutnya. Tetapi manusia tidak berhenti hanya mengisi rongga perutnya. Hasrat untuk mengambil lebih dan lebih lagi. Selain perut, manusia juga memiliki tempat penyimpanan lain dapat berupa tanah, emas, surat berharga,uang di bank bahkan istri juga di simpan(istri simpanan)

Sungguh  beruntung bagi sang nyamuk, sebab dia hanya berurusan dengan dunia. Sedangkan kita manusia? selain dunia, kita memiliki urusan dengan kehidupan yang akan datang.  Pelajaran dari sang nyamuk, bahwa jika kita harus mengambil,maka ambillah yang menjadi hak kita,sejumlah kadar kepantasan tertentu. Jika kita mengambil melebihi tingkat kepantasan itu, maka kita telah menjadi makhluk yang lebih rendah dari seekor nyamuk.

Sarasamuscaya mengajarkan bahwa menjadi manusia itu adalah sungguh utama,karena dapat menolong dirinya dengan jalan berbuat baik (Sarasamuscaya,sloka 4). Dan Bhagawad Gita juga mengajarkan bahwa sifat rakus adalah pintu gerbang neraka yang harus di hindari oleh manusia. Berikut petikan sloka tersebut :

Tri vidham narakasyedam
dvaram nasanam atmanah
kamah krodhas tatha lobhas
tasmad etat trayam tyajet (Bhagawad Gita XVI.21)
Artinya :
Tiga pintu gerbang keneraka, menuju jurang kehancuran diri yaitu kama (hawa nafsu), krodha(marah) dan lobha (rakus),oleh karena itu ketiganya harus ditinggalkan.

Benih rakus atau tamak harus ditiinggalkan ? karena sifat rakus akan menimbulkan sifat-sifat tercela seperti kikir, munafik dan iri hati. Sifat ini saling menunjang satu dengan yang lainnya. "Untuk itu pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatan menjelma menjadi manusia, yang merupakan tangga menuju sorga, segala sesuatu yang menyebabkan agar tak jatuh lahi hendaknya di usakanan" demikian pesan Sarasamuscaya sloka 6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar